Culture: Improving Organization Performance Through Bonding & Competitive Edge

PQI Consultant – Biasanya sebuah pesawat hanya diterbangkan oleh seorang pilot dan kopilot, namun di Singapore Airlanes – sebuah pesawat diterbangkan oleh puluhan ribu karyawannya yang tersebar di berbagai negara.

Banyak orang yang meyakini bahwa yang membedakan bangsa satu dengan yang lain, organisasi satu dengan organisasi yang lain, bahkan keluarga satu dengan yang lain adalah kualitas manusianya. Tidak heran, banyak perusahaan mulai menaruh perhatian serius terhadap pengembangan sumber daya manusia. Mulai dari rekruitmen karyawan yang berkualitas ataupun melalui internal development. Training-training secara intesif dilakukan untuk meningkatkan kualitas (baca: kompetensi) karyawan.

Namun tidak jarang pengembangan karyawan yang tidak ter-manage dengan baik, justru akan menjadi arena persaingan satu sama lain. Kalau hal ini yang terjadi, bukannya strength teamwork yang terbentuk tetapi kekuatan individu yang muncul. Hasil yang optimum yang dicanangkan justru menjadi ajang kompetisi dalam perusahaan. Padahal kompetisi yang sebenarnya adalah kompetisi dengan perusahaan di lain, sehingga mestinya: di dalam diciptakan sinergi antar individu untuk menghadapi kompetisi dengan perusahaan di luar sana.

Culture as a bonding glue

Ketika setiap orang sudah mempunyai competency yang handal, langkah selanjutnya, bagaimana mereka bisa men-deliver high performance. Mengingat begitu banyak orang dalam organisasi yang perlu disinergikan, maka diperlukan sarana perekat antar individu. Perekat individu inilah yang  disebut culture.  Culture inilah yang akan menjadi media untuk mengharmonisasi pola pikir, pola sikap dan pola tidakan setiap individu dalam sebuah organisasi.

PQI Consultant -“You can have all best strategy in world, if you don’t have the right culture, you’re dead“, Patrick Whitesell

Culture as a competitive edge
image: www.google.com
image: www.google.com

Organisasi memang seharusnya didukung oleh culture. Culture dalam sebuah organisasi akan memberikan panduan tentang bagaimana setiap orang berfikir, bersikap dan bertindak. Ketika pola pikir, sikap dan tindakan diarahkan ke target organisasi, maka kekuatan cuture dalam sebuah organisasi akan benar-benar terasa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh James L Haskett (hbr.org), penerapan corporate culture yang benar,  berperan sebesar 20 – 30% terhadap peningkatan kinerja  dalam organisasi.

Dalam kenyataannya, banyak organisasi sudah mempunyai nilai-nilai (corporate value), terpampang dan bahkan sering diucapkan berkali –kali, namun belum berdampak ke performance. Mereka hanya melakukan sebagai bagian dari prosesi meeting atau acara besar dalam organisasi. Jika ditanyakan ke karyawan, apa arti dan apa bentuk tindakan nyata implementasi nilai-nilai itu, tidak semua bisa menjawabnya.

Artinya,  perlu menterjemahkan nilai-nilai yang sudah ditetapkan ke key behaviors yang secara nyata bisa diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari, dan kemudian diukur, dimonitor dan dievaluasi secara rutin. Untuk menggairahkan implemetasi culture, bisa dilakukan event-event terkait dengan culture. Dengan begitu, penerapan culture yang digadang-gadang akan berdampak ke peningkatan performance benar-benar akan menjadi kenyataan.

How can we help you?

Contact us at the PQI Consultant office nearest to you or submit a business inquiry online.

Looking for a First-Class Business Plan Consultant?