Deklarasi implementasi lean construction dan digital construction (LEAN BIM) bersama PT Brantas Abipraya (Persero)
- 17/03/2020
- Posted by: PQI Consultant
- Categories: Blog, Events, Lean Construction
Jakarta, 31 Januari 2020 – Dalam rangka Evaluasi Hasil Usaha 2019 dan Pemantapan Rencana Kerja 2020, PT Brantas Abipraya (Persero) telah menyelenggarakan Rapat Kerja I Tahun 2020, acara ini diselenggarakan selama 2 hari di Le Eminence Puncak Hotel Convention & Resort, Bogor.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh dalam bidang konstruksi yaitu Prof. Manlian Ronald A. Simanjuntak; Guru Besar Manajemen Konstruksi UPH, IR.R. Budi Utomo, RLA, CBA; Dirut PQI Consultant sekaligus Principal Institute Lean Construction Indonesia dan Bambang E. Marsono; Presiden Direktur PT. Brantas Abipraya.
Salah satu pembicara, Budi Utomo, RLA, CBA menyampaikan bahwa Lean Construction memiliki tujuan untuk memaksimalkan nilai atau value yang ingin dicapai oleh pengguna akhir.
“Dengan proses yang menghasilkan pemborosan atau kerugian seminimal mungkin. Target dari Lean Construction sendiri adalah SOTOBOSOREMPAH yaitu Safety On Time On Budget On Spec On Return Environmental Moral Productivity All Happy,” ujar Budi dalam acara tersebut.
Menurut Budi Utomo, terdapat 3 tahap utama untuk mencapai tingkatan SOTOBOSOREMPAH;
- Tahap pembangunan budaya Lean Construction. Jika prinsip pertama Leadership dan respect for people diikuti, maka 10 prinsip yang lain akan lebih mudah diimplementasikan. Engagement semua level termasuk pelaksana menjadi meningkat.
- Tahap implementasi dan aplikasi dari tools Lean Construction yang diambil dari Toyota Production System yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri konstruksi.
- Jika tahap 1 dan tahap 2 didukung oleh aplikasi IT Digital Construction maka hasilnya akan maksimal. Di era industri 4.0 ini menjadi terobosan dan keharusan agar bisa meningkatkan daya saing. Building Information Modeling (BIM) manfaatnya untuk meningkatkan produktivitas dari konstruksi.
Dalam mengimplementasikan Lean Construction, Budi Utomo mengatakan bahwa kita juga harus memiliki sebuah mindset yang mampu membangun diri untuk menjadi lebih baik.
“Diatas langit masih ada langit. Jadi, jangan kita merasa puas terlebih dahulu. Hal ini adalah prinsip Kaizen yang merupakan filsafat Jepang yang cukup dikenal. Kata tersebut berasal dari kau dan zen, yang berarti berubah kearah yang baik. Oleh karena itu, sekarang memang baik, tapi berubah lah ke arah yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Budi Utomo berharap agar Lean Construction dapat diimplementasikan dengan baik agar dapat meningkatkan daya saing kontraktor-kontraktor Indonesia, sehingga hal tersebut juga mampu menolong kontraktor lokal untuk ikut survive di era globalisasi ini.