Implementing Takt-Time Planning In Construction To Improve Work Flow

Prinsip lean salah satunya meminimalisasi waste (pemborosan). Yang merupakan prinsip utama dari pentingnya lean constructions adalah untuk menargetkan aliran kerja berkelanjutan dalam produksi dan mengurangi variabilitas. Untuk mencapai hal tersebut maka dengan menggunakan sistem takt-time yaitu yang merupakan kecepatan kerja yang disesuaikan dengan permintaan alur kerja. Takt-time dapat memastikan dengan sistem ini dapat mengurangi waste.

Menerapkan prinsip lean dalam proyek konstruksi membutuhkan penerapan aliran berkelanjutan sebagai langkah pertama. Untuk menciptakan aliran berkelanjutan maka implementasi lean constructions seperti visualisasi dan strategi peningkatan kerja berkelanjutan merupakan persyaratan utama dari terlaksananya sistem takt-time. Takt-time diterapkan pada proses permintaan pelanggan pada proyeknya untuk mengurangi variabilitas, durasi proyek, dan meminimalkan biaya proyek.

Dasar-dasar manajemen lean constructions meminimalisasi waste dalam sistem produksi, waste bisa merugikan dengan demikian eliminasi diperlukan untuk mengurangi biaya. Hal ini membuka jalan untuk menciptakan aliran berkelanjutan yang memungkinkan untuk melihat masalah pada sebelumnya kenapa bisa terjadi waste. Karena itu aliran sangat mendasar dalam lean proses yang akan diterapkan. Dengan kata lain, sistem takt-time dalam hal proyek lean constructions, meningkatkan tingkat kemajuan keseluruhan di mana semua kegiatan lean constructions idealnya seharusnya bergerak dan dapat mencegah terjadinya waste berkelanjutan.

Secara tradisional, dalam sebuah proyek menggunakan penjadwalan berbasis aktivitas yang berfokus pada diskrit kegiatan dan bagaimana secara logis dihubungkan bersama-sama dengan mengidentifikasi prinsip yang penting. Temuan dari Sutter Health Women’s and Children’s Center menunjukkan bahwa ketika produksi dan sistem takt-time dikelola pada tingkat harian, kiranya proyek direncanakan 11 bulan ternyata selesai dalam 5 bulan.

Mengidentifikasi Takt-time Dalam Proyek Konstruksi

Proses lain untuk implementasi aliran berkelanjutan dengan menggunakan takt-time membutuhkan beberapa iterasi dan termasuk enam fase berikut:

  1. Pengumpulan data: Last planner system meningkatkan keandalan rencana dengan menyusun perencanaan ke dalam proses yang berfokus pada tingkat detail yang berbeda. Dan dapat memisahkan perencanaan proyek lebih detail pada suatu rencana yang semakin baik. Untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan melalui rapat master schedule and pull planning. Dengan penerapan last planner system dapat mengumpulkan data dapat lebih baik.
  2. Membagi stasiun kerja berdasarkan zona: Setiap zona dibagi mencakup semua lokasi yang memiliki tingkat produksi yang sama untuk tugas tertentu.
  3. Order by trade: Perencanaan kolaboratif semua pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan merancang tugas tertentu.
  4.  Keseimbangan bekerja sama: Mengidentifikasi tugas dan meningkatkan tingkat produksi, tugas juga harus dapat di kerjakan dengan seimbang sesuai dengan takt-time yang sudah di tentukan.
  5. Waktu yang diperlukan untuk setiap perdagangan: Diperlukan takt-time untuk menentukan durasi setiap tugas untuk perbaikan di masa mendatang.
  6. Rencanakan sesuai sistem takt-time: Mengontrol apa yang harus ditingkatkan dalam hal variasi pada takt-time yang ditetapkan dalam setiap tugas.

Pengoptimalan waktu dan biaya dalam industri konstruksi sangat penting untuk keberhasil perencanaan baru dengan penjadwalan yang telah di implementasikan. dua langkah dilakukan untuk mencapai produksi sesuai dengan takt-time yaitu: (1) implementasi produksi bertahap, alih-alih “sesegera mungkin” menjaga sumber daya tetap konstan. (2) Menyelaraskan tingkat produksi dari tugas yang berbeda dan menetapkannya dengan sistem takt-time yang diterapkan.