Last Planner System Study Case
- 15/04/2020
- Posted by: PQI Consultant
- Categories: Blog, Lean Construction
Last Planner System
Masalah utama yang masih sering terjadi pada konstruksi yaitu keterlambatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang diakibatkan oleh waste yang tidak terkontrol. Masalah ini masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh konstruksi di Indonesia.
Sektor konstruksi sendiri sudah mulai melakukan berbagai improvement agar dapat mengurangi waste serta sekaligus dapat meningkatkan value dengan cara mengadopsi teori produksi industri manufaktur pada industri konstruksi yang kemudian disebut dengan lean construction. Salah satu tool Improvement yang terdapat konsep lean construction tersebut adalah Last Planner System.
Penerapan Last Planner System di Indonesia, salah satunya diterapkan pada proyek pembangunan Tower 2 Rusunami Jakabaring, yang tepatnya berlokasi di jalan Silaberanti, Seberang Ulu I, Palembang. Implementasi ini difokuskan pada pekerjaan finishing atau arsitektur dan dikerjakan oleh PT. PP (Persero) sebagai kontraktor dan PT. Deta Decon sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi.
Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan analisis kerja yang bertujuan untuk mengukur progress kerja harian pada pekerjaan-pekerjaan yang diamati.
Langkah-langkah analisis progress kerja yang dilakukan antara lain:
- Pengamatan dilakukan pada volume pekerjaan secara langsung di lokasi proyek setiap hari dan ditinjau per satuan volume pekerjaan.
- Pengukuran volume pekerjaan dilakukan pada bagian yang belum dikerjakan.
- Volume pada total assignment pada masing-masing assignment dikurangi dengan volume pekerjaan yang belum dikerjakan pada setiap tanggal masing-masing assignment.
- Volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan sampai tanggal yang ditinjau pada masing-masing assignment dikurangi dengan volume pekerjaan yang telah selesai sampai tanggal sebelumnya pada masing-masing assignment, maka didapatkan volume pekerjaan harian pada tanggal yang ditinjau.
- Volume pekerjaan harian dengan satuan meter persegi dikonversi menjadi progress pekerjaan harian (PPH) dalam bentuk persentase.
- Selanjutnya dihitung progress kerja rata-rata harian (PKRH).
Last Planner System merupakan suatu metode atau sistem yang dapat membuat proyek yang sedang kita rencanakan dapat berjalan sesuai dan tepat sasaran dalam segi safety, target, budget, spesifikasi (baik material maupun pekerjaan), dan kualitas hasil yang diselesaikan. Dengan adanya Last Planner System masalah yang ada pada setiap konstruksi seperti pemborosan (waste) dapat dikurangi serta menambah nilai (value).
Kesimpulannya yaitu proyek atau pekerjaan yang dijalankan dengan menggunakan Last Planner System mampu meningkatkan produktivitas dengan kualitas pada industri konstruksi, baik dari tahap desain, konstruksi, hingga ke handover Last Planner System ini sebaiknya digunakan atau dilakukan pada saat perencanaan proyek, yaitu sebelum proyek berjalan dan terus diimplementasikan sampai proyek selesai sehingga kontrol aliran Last Planner System diharapkan dapat menghasilkan percent plan completed (PPC) yang lebih mendekati progress aktual di lokasi proyek