Value Stream Supply Chain
- 10/04/2018
- Posted by: Aloysius Marwata
- Category: Supply Chain Management
PQI Consultant –“If you aren’t taking care of your customer, your competitor will”, Bob Hooey
Semakin ketatnya persaingan di market, menuntut setiap perusahaan untuk selalu berbenah. Inisiatif-inisiatif improvement harus dilakukan oleh perusahaan agar menjadi best in class. Namun celakanya, terkadang alih-alih melakukan inisiatif improvement, hasilnya jauh panggang dari api. Banyak improvement yang selasai dilakukan, namun secara company tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Mengapa hal ini terjadi?
Dalam value stream, dikenal value added dan non value added. Value added artinya aktivitas yang mengahasilkan nilai tambah bagi konsumen sehingga konsumen bersedia membayarnya. Sedangkan non value added, merupakan hal yang sebaliknya, aktivitas yang dilakukan perusahaan namun tidak menambah nilai dari proses/produk dari sisi konsumen. Beberapa kajian menunjukkan bahwa, sebagian besar proses di dalam supply chain merupakan non value added. Bisa dibayangkan begitu banyak proses yang dikategorikan dalam loss, loss inilah yang pada akhirnya akan menurunkan supply chain effectiveness. Contoh non value added = aktivitas pemeriksaan produk, penyiampanan material/produk, menunggu proses selanjutnya, dsb
Supply Chain Effectiveness = Value Added Time X 100%
asdasdasdasdasdadasdasdaasdaEnd to end pipeline time
Bagaimana meningkatkan effectivitas supply chain?
Melihat formula di atas, untuk meningkatkan efektivitas supply chain, yaitu dengan cara menurunkan end to end pipeline time. End to end pipeline time = value added time + non value added time. Agar end to end pipeline time bisa turun, tentunya dengan cara menurunkan non value added time.
Value added dan non value added process bisa digambarkan dalam bentuk Value Stream Mapping. Dalam value stream mapping, dikenal current state dan future state. Current state menggambarkan flow proses pada saat ini, sedangkan future state merupakan visi flow proses organisasi ke depan.
Dalam menggambarkan current state, Team harus memahami betul bahwa proses yang digambarkan betul-betul sesuai dengan kondisi di lapangan. Goal dalam current state adalah mengurangi non added value dalam proses. Setelah non added value diidentifikasi, Team menentukan inisiatif improvement untuk mengurangi non value added (loss).
Spirit untuk terus meningkatkan value bagi konsumen harus menjadi bagian dalam perbaikan proses. Jika loss dalam proses sudah secara signifikan menurun, saat nya memikirkan future state nya. Inisiatif improvement yang dilakukan untuk future state – dengan memikirkan, tahapan proses mana yang harus dihilangkan. Jika sebelumnya, total tahapan proses nya 15 tahap, apakah bisa diturunkan menjadi dibawah 15 (misalnya 13, 10 dst). Tahapan terakhir, Team harus berfikir out of the box dengan cara berfikir inovasi. Pada tahapan inovasi, Team berfikir bagaimana caranya proses delivery produk langsung bisa sampai ke tangan konsumen. Mindset inilah yang akan mendorong Team untuk berfikir out of the box, yang sasarannya mendapatkan inisiatif yang tidak biasa.
PQI Consultant –“ Innovation is the creation and delivery of new customer value in the marketplace”, Michael J. Gelb