Kebutuhan implementasi Lean Construction di Proyek yang sudah mengimplementasi BIM

Di dalam proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction) dan Design and Build proses Desain menjadi proses awal yang sangat penting dan mempengaruhi produktivitas proyek secara keseluruhan. Menggabungkan beberapa stakeholder menuju tujuan yang sama menjadi tantangan tersendiri dalam industri konstruksi. Perbedaan dalam penanganan pengerjaan desain menjadi tantangan yang besar di awal proses konstruksi

Desain manajer biasanya telah banyak menggunakan desain management strategy tapi biasanya kurangnya standar perlakuan kolaborasi terhadap beberapa disiplin dari Desain. Pengenalan terhadap BIM diharapkan dapat membantu permasalahan tersebut, dan BIM sendiri mempunyai potensi untuk merubah keseluruhan industri konstruksi. Tetapi kenyataan di lapangannya implementasi BIM yang dapat memberikan dampak positif pada proyek masih terlampau jauh dari harapan. Beberapa alasan terjadi hal ini adalah karena lemahnya manajemen proyek yang membuat sulitnya on schedule.

Berdasarkan research yang dilakukan di Finlandia yang di mana proyek-proyek yang sudah menggunakan BIM masih dirasa mengalami kesulitan yang besar dalam implementasinya. Dapat dicatat bahwa dua dari tiga proyek ini menggunakan BIM Consultant sebagai BIM Coordinator dari proyek tersebut. Berikut beberapa problem yang terjadi:

  • Ketepatan waktu dalam mendapatkan input data dari disiplin yang lain
  • Kolaborasi tidak terjadi antar disiplin. Problem biasanya diselesaikan sendiri tanpa ada kolaborasi
  • Perubahan pada input data menyebabkan perubahan pada desain dan pengerjaan ulang
  • Instruksi dalam melakukan modelling tidak dilakukan di proyek
  • Instruksi fase Void Provision tidak dikirimkan atau terlambat dalam pengirimannya
  • Instruksi fase Void Provision tidak di lakukan di desain gedung
  • Project Manager tidak familiar terhadap BIM
  • Schedule terlalu pendek dan dirasa tidak cukup
  • Scope desain yang ada di kontrak tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan
  • BIM Coordinator tidak didefinisikan di kontrak
  • Konflik yang terjadi antara beberapa disiplin
  • Tidak ada continuous improvement atau feedback yang dilakukan pada saat proses desain
  • Respon para desainer terlalu lama
  • Owner tidak familiar terhadap BIM

Berdasarkan banyak permasalahan yang terjadi walaupun telah diimplementasikannya BIM pada proyek tersebut proyek mulai mengadopsi Lean tools. Setelah di implementasinya Lean tools terbukti bahwa munculnya peningkatan yang signifikan dari proyek. Kolaborasi terjadi dan Big Room yang digunakan berhasil meningkatkan pembagian informasi dan juga berhasil meningkatkan komunikasi antara -para desainer.

Berikut rekomendasi yang dapat dilakukan oleh para Project Manager yang menggunakan BIM untuk melakukan improvement terhadap proses implementasinya:

  • Project Manager harus mempunyai pengalaman terhadap BIM, jika tidak konsultasi terhadap implementasi BIM wajib dilakukan
  • Fungsi dari koordinator BIM harus jelas di tuliskan pada kontrak
  • Koordinator BIM harus dianggap sebagai asisten project manager
  • Detail activity pada BIM harus di detailkan pada awal proyek. Requirement dan Level of Detail (LOD) harus dituliskan dan disepakati secara jelas di awal
  • Engineer struktur atau koordinator modelling harus memberikan instruksi yang jelas terhadap seluruh sirkulasi sebelum fase penetapan desain
  • Meeting antara tim desain harus diatur secara Lean Construction dan feedback harus dikumpulkan untuk improvement.
  • Membuat modelling meeting menjadi aktivitas yang dikontrol yang dimana adanya konten BIM dan komunikasi antara tim desain. Mengatur sesi networking untuk menyelesaikan permasalahan pada desain.

Tinggalkan Balasan

How can we help you?

Contact us at the PQI Consultant office nearest to you or submit a business inquiry online.

Looking for a First-Class Business Plan Consultant?