Master Plan Digital Construction Implementation on Project Site

Implementasi Digital Construction atau Construction Technology menjadi inovasi yang “happening” saat ini di industri konstruksi. Dengan munculnya banyak inovasi terkait construction technology sangat sedikit implementasi yang menyentuh sampai ke lapangan atau site project. Teknologi konstruksi saat ini masih banyak menyentuh hanya sampai desain, kolaborasi desain, keluar masuk material dan perencanaan yang sebatas bagian main contractor  yang lebih banyak dioperasikan oleh engineer.

Implementasi Technology yang sangat timpang ini terjadi karena adanya masalah “trust” atau kepercayaan pada kompetensi tim lapangan (pelaksana, mandor, subcont). Implementasi Teknologi Konstruksi di lapangan atau project site jika belum menyentuh sampai kepada pelaksana berarti teknologi tersebut sebenarnya belum bisa dibilang berhasil diimplementasikan di site.

Setelah berhasil mengimplementasikan Construction Technology di site yang sampai pada subcont, mandor, dan pelaksana juga ikut mengikuti. 

Berikut adalah master plan implementasi yang bisa diterapkan dan jika diikuti dengan benar, seluruh tim proyek akan merasakan manfaatnya:

  1. Pemilihan aplikasi 

    • Tentukan Aplikasi yang fungsi dan fiturnya dapat sesuai dengan work flow atau cara kerja dari keseluruhan tim di proyek termasuk subcont, mandor, dan pelaksana. Aplikasi ini juga harus mudah di gunakan oleh tim subcont dan mandor dengan interface yang user friendly.
  2. Penetapan komitmen oleh seluruh tim proyek dan berikut stakeholders termasuk mandor, subcont

    • Penetapan komitmen ini sangatlah penting karena dengan komitmen yang tinggi dari seluruh tim digitalisasi akan dengan lancar dapat diterapkan. Komitmen dalam hal ini tidak hanya sebagai komitmen yang hanya saat rapat tapi komitmen ini direalisasikan dengan ikut melakukan implementasi dan bersama mengikuti step dari digital transformation ini.
  3. Implementasi secara step by step

    • Perubahan cara kerja dengan dibantu teknologi bisa sangat menantang. Implementasi teknologi dan workflow baru harus di lakukan step by step tapi di control terus kesuksesan di setiap stepnya. Sebagai contoh implementasi beberapa fitur dari aplikasi tersebut dahulu, setelah menguasai dan merasakan kegunaanya baru berkembang ke fitur yang lain. Implementasi ini juga bukan lebih banyak ke training dari aplikasi tersebut tapi lebih langsung implementasi menggunakan case proyek yang di tangani.
  4. Penentuan PIC yang open mind

    • Kesuksesan implementasi sebuah teknologi tidak luput dari keberhasilan PIC yang melakukan fasilitasi dari seluruh step digital transformation ini. PIC yang open mind dan dapat mengontrol terus kegiatan digital transformation ini akan membuat implementasi ini berhasil.
  5. Penentuan Fasilitator

    • Penentuan fasilitator dari aplikasi ini menjadi sangat kritikal. Fasilitator tersebut harus dapat mengubah culture dari proyek tersebut, karena komponen keberhasilan digital transformation adalah 90% manusia dan 10% teknologi. Banyak terjadi aplikasi setelah di beli oleh sebuah proyek atau kontraktor tidak ada fasilitator yang mendampingi kegiatan implementasinya, yang membuat aplikasi itu tidak dapat di lakukan dengan benar.

Master Plan dari implementasi Digital Construction di project site atau lapangan lebih kepada pembiasaan workflow baru, perubahan culture dan komitmen bersama, Karena keberhasilan implementasi ini ditentukan oleh 90% manusia atau pengguna dan teknologi hanya 10% dari keberhasilan tersebut.

Tinggalkan Balasan

How can we help you?

Contact us at the PQI Consultant office nearest to you or submit a business inquiry online.

Looking for a First-Class Business Plan Consultant?